Berikut Beberapa Syarat Bagi Para Pencari Ilmu Agar Bisa Meraihnya

Oleh : Nida Khomisah Santri Putri Kelas Ibtida’iyah III

Seperti yang telah kita ketahui bersama, bahwa mencari ilmu itu sangat diwajibkan bagi seorang muslim.

kewajiban di sini, bukan hanya mencari tapi juga mendapatkan dan meraih ilmu teraebut. karena kita percuma, jika hanya mencari ilmu saja tanpa ada keinginan memiliki dan meraihnya.

berikut tips-tips dari sang pintu ilmu yaitu Sayyidina Ali bin abu thalib R.A, dalam mencari ilmu yang digubah dengan syair :

اَلا لاَ تَناَلُ اْلعِلْمَ إِلاَّ بِسِتَّةٍ سَأُنْبِيْكَ عَنْ مَجْمُوْعِهَا بِبَيَانٍ
ذَكاَءٍ وَحِرْصٍ وَاصْطِباَرٍ وَبُلْغَةٍ وَإِرْشَادِ أُسْتَاذٍ وَطُوْلِ زَمَانٍ

Artinya: “Ingatlah! Engkau tidak akan mendapatkan ilmu kecuali dengan memenuhi enam syarat. Saya akan beritahukan keseluruhannya secara rinci. Yaitu: Kecerdasan, kemauan, sabar, biaya, bimbingan guru dan waktu yang lama.”

1. Kecerdasan (ذكاء)

Dalam mencari ilmu  kecerdasan menjadi faktor utama yang harus dikembangkan: seperti kecerdasan spiritual, emosional dan sosial. Jika tiga kecerdasan tersebut dapat dicapai, maka akan terbentuk apa yang disebut “insan kamil” yaitu manusia yang sehat jasmani dan rokhaninya.

2. Ketamakan (حرص)

Maksudnya adalah dalam mencari ilmu diperlukan sikap tamak/rakus, yaitu rasa ingin tahu dan tidak mudah puas terhadap ilmu yang dipelajari. Dari sikap tamak tersebut akan muncul sifat kritis dan haus akan ilmu.

3. Sabar, ulet, rajin dan sungguh-sungguh (اصطبار)

Kesabaran dan kesungguhan dalam mencari ilmu adalah kunci keberhasilan. Sabar dalam menghadapi ujian, kesulitan dalam memahami ilmu, dan sungguh-sungguh untuk memperoleh ilmu. Sebagaimana sebuah ungkapan yang cukup populer di kalangan para santri :

من جد وجد

“Barangsiapa yang sungguh-sungguh ia akan dapat mewujudkan”.

Atau kata Syeikh Al-Umrithy:

إذ الفتى حسب اعتقاده رفعوكل لم يعتقد لم ينتفى

“Apabila seorang pemuda (pelajar) itu memiliki i’tikad (keyakinan), ia akan diangkat derajatnya. Barangsiapa yang tidak memiliki keyakinan, maka ia tidak akan mendapatkan manfaat apa-apa”.

4. Bekal (بلغة)

Kata pepatah Jawa,  “Jer basuki mowo beo”. Tidak ada pendidikan yang gratis. Semua memerlukan biaya, seperti biaya operasional, makan minum,  membeli kitab/buku dan lainnya.

5. Bimbingan guru (إِرْشَاد أُسْتَاذٍ)

Dalam mencari ilmu, guru adalah faktor utama keberhasilan dalam mencari ilmu. Arti lain dari bimbingan guru ialah para pencari ilmu harus memiliki hubungan kedekatan emosional dengan gurunya. Dari gurulah ia menerima nasehat, bimbingan, dan doa guru. Dari hal inilah para pencari ilmu akan mendapatkan ilmu yang bermanfaat. Sebab ilmu yang bermanfaat itu diperoleh tidak hanya sekedar hadir dalam majlis ilmu, akan tetapi karena kedekatan dan khidmah para pencari ilmu kepada sang guru.

6. Lama waktunya(طول الزمان)

Mencari ilmu membutuhkan waktu yang lama untuk mendapatkan ilmu. Sehingga dengan waktu yang cukup, para pencari ilmu benar-benar matang dalam memahami ilmu dan merasakan lezatnya ilmu (لذة العلم), sehingg ilmunya dapat meresap dalam hati (راسخ في القلب). Bahkan mencari ilmu itu wajib dicari sepanjang hayat (long life education).

Wallahu a’lam bish showab

Bagikan

Tinggalkan Komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *